Budaya Gerak'an (Gotong Royong) Dusun Bungkal, Salah Satu Kearifan Lokal yang Terus Terjaga
Malam itu ba'da isya, saya melihat beberapa pemuda sedang berkumpul (cangkruk'an) di pinggir jalan desa, dan sepertinya kelihatan sangat gayeng. Tanpa tersadar, motor yang saya naiki mengajak saya untuk bergabung bersama mereka...
Setelah lama saya Nimbrung, barulah saya mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.
Ternyata, mereka membahas tentang rencana Menambal jalan berlubang, jalan itu ada di Kidul Omah, Ya begitulah kami menamainya, jalan itu menghubungan antara Kecamatan Pagu dan Kecamatan Kayenkidul, Memang sudah lama jalan itu rusak.
Tapi, ya begitulah... seperti jalan-jalan dikebanyakan tempat, Kerusakan itu seperti terkesan dibiarkan, atau mungkin masih menunggu anggaran untuk memperbaiki, atau bahkan mungkin menunggu korban jatuh karena kecelakaan. Tapi entah, itulah keadaanya..
Singkat cerita, akirnya para pemuda desa itu menentukan jadwal Eksekusi Menambal jalan Kidul Omah itu.
Hari berikutnya, mereka (Pemuda) melakukan kordinasi bersama warga yang lain, dan Hari berganti, Waktu berlalu...
Sampailah mereka pada hari Eksekusi itu. Pagi itu hari Minggu 22 April 2018, Cuaca cerah.
Sampailah mereka pada hari Eksekusi itu. Pagi itu hari Minggu 22 April 2018, Cuaca cerah.
Saya melihat para pemuda desa berdatangan dengan wajah yang semangat dan penuh kepedulian, dan tidak begitu lama datanglah Warga bersama Kepala Desa serta Perangkat Desa setempat.
Samar-samar terdengar suara dari seorang pemuda "Ayo ndang dijupuk ae bahane, ndang didandani selak panas".. oohhhh, ternyata itu suara Mas Agus, mas agus ini adalah pemuda yang menurut saya mempunyai kepedulian yang besar kepada desanya, dia sering menyuarakan sesuatau yang menurutnya bisa membawa kemajuan untuk desanya.
Lanjut cerita, akhirnya beberapa warga dan pemuda desa itu bergegas pergi mengambil peralatan dan bahan material, Waktu berlalu, Menit demi menit terlewati Jam demi Jam dilalui, akhirnya satu persatu Lobang demi Lobang mulai tertutup.
Tak terasa, hari sudah mulai siang, jam ditangan ini menunjukan pukul 14.00, tapi semangat para Pemuda beserta warga masih membara, hingga sampailah pada Lobang Terakir, "Alhamdullilah, kurang sak Bolongan engkas Broo..", nah kalo yang ini saya kenal suaranya, ini Mas Margono, beliau sama seperti mas agus, bahkan lebih kritis..hehehe
Tak terasa, hari sudah mulai siang, jam ditangan ini menunjukan pukul 14.00, tapi semangat para Pemuda beserta warga masih membara, hingga sampailah pada Lobang Terakir, "Alhamdullilah, kurang sak Bolongan engkas Broo..", nah kalo yang ini saya kenal suaranya, ini Mas Margono, beliau sama seperti mas agus, bahkan lebih kritis..hehehe
Tak lama kemudian, kegitan Gerak'an (Gotong Royong) menambal jalan telah selesai, tampak raut bahagia dan lega terpancar di wajah mereka (Warga). Dengan raut muka lega meraka berkemas dan satu persatu beranjak pulang.
Sungguh pemandangan yang membahagiakan, lebih bahagia daripada Nemu Duit Ning Ndalan, Melihat masyarakat Desa yang penuh kepedulian, mungkin pemandangan ini akan sulit saya dapat ketika saya hidup di Kota.
Sungguh pemandangan yang membahagiakan, lebih bahagia daripada Nemu Duit Ning Ndalan, Melihat masyarakat Desa yang penuh kepedulian, mungkin pemandangan ini akan sulit saya dapat ketika saya hidup di Kota.
Semoga budaya ini, Budaya Gerak'an Gotong Royong, terus terjaga sampai nanti.....
Salam Ndeso Yo Ben.. Semoga cerita ini bisa mengobati Kangenya dulur-dulur Bungkal yang ada di Perantauan......
0 Response to "Budaya Gerak'an (Gotong Royong) Dusun Bungkal, Salah Satu Kearifan Lokal yang Terus Terjaga"
Posting Komentar